Clock

Wednesday 26 October 2011

Muhammad Rizkiandri

Pelangi Jingga

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis pelukis yang bernama Jingga yang ingin sekali bertemu dengan cinta pertamanya yaitu vincent. Pada saat mereka berdua bertemu, perasaan mereka berdua sangat senang dan bahagia. Namun sangat sangat disayangkan pada saat mereka berdua bertemu kembali mata Jingga sudah buta. Tetapi Vincent tidak mengetahui hal itu. Saat Vincent memaksa untuk dibuatkan lukisan pelangi oleh Jingga barulah ia mengetahui hal tersebut dari mulut Jingga langsung, Vincent pun kaget. Jingga mulai menceritakan soal kecelakaan yang membuat matanya menjadi buta.

"Andai waktu itu gue lebih hati-hati, pasti bisa ketemu dan liat loe. Andai waktu itu gue lebih hati-hati, pasti mobil kuning itu nggak akan nabrak gue. Dan gue masih bisa ketemu dan liat loe, masih bisa melukis, bisa sekolah dan ketemu temen-temen." Jingga bercerita pada Vincent sambil meneteskan air mata.

Mobil kuning? Vincent menatap Jingga. Vincent pun teringat masa lalu saat ia membawa mobil kuning tak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah berlari mengejar waktu.

Penokohan pada novel ini sangat bagus karena sesuai dengan karakter masing-masing tokoh. Jingga yang pandai dan rajin dalam mengerjakan sesuatu, Vincent yang bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat, Ello yang keras kepala dan pemarah. Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Latar cerita yang digunakan sangat cocok dengan peristiwa. Novel ini memuat kisah yang kaya akan nilai-nilai sosial.

Namun, kelemahan dari novel ini menggunakan bahasa sehari-hari anak remaja dan sedikit kasar. Serta akhir ceritanya kurang memuaskan hati. Amanat yang dapat kita peroleh dari novel ini adalah walaupun kita punya kekurangan, tetapi kita harus tetap berusaha mencapai impian

0 comments:

Post a Comment