Clock

Tuesday 25 October 2011

Cindy Arieska

Seventeen Years Old Love Song

Leo tidak begitu senang begitu ibunya yang seorang dokter memutuskan untuk pindah dari kota urban Jakarta ke suatu desa di daerah Jawa Tengah. Ini bukan hal yang mudah untuk dijalani Leo, pada awalnya. Tetapi ini berubah ketika Leo bertemu dan dekat dengan seorang gadis cerdas dan baik hati bernama Nana. Nana merupakan sosok yang sungguh menginspirasi banyak orang. Meskipun ia tidak bisa menggunakan kakinya untuk berjalan, walapun untuk melangkah saja ia butuh alat dan orang untuk membantunya. Tapi, sosok Nana begitu dikagumi karena ia bisa membuktikan prestasinya disekolah dan attitude di dalam sosialisasi.

Hubungan Leo dan Nana berlanjut hingga mereka lulus SMA. Hingga akhirnya Leo harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Sementara Nana, hanya tetap di desa dan berharap suatu saat nanti ia akan menemukan masa depan yang ia inginkan.

Suatu hari Nana, ibu, dan ayahnya ingin berkunjung ke kerabatnya yang ada di Jakarta. Naas. Peristiwa mengerikan itu terjadi hingga Nana ditempatkan pada takdir yang tidak pernah ia bayangkan. Mobil yang membawanya dan keluarganya kecelakaan. Hingga kedua orang tua Nana meninggalkan Nana untuk selamanya. Nana kini tinggal dengan kerabatnya di Jakarta. Takdir kembali mempertemukan Leo dan Nana. Mereka melanjutkan hubungan mereka hingga mereka menikah.

Beberapa bulan mereka menikah. Nana mengandung anak pertama mereka. Sari, teman dekat Nana semasa SMA sudah menjadi bidan dan mengurus kehamilan Nana. Saat mereka sedang bahagia. Tuhan berkata lain, Nana memiliki penyakit darah rendah yang kronis. Pilihannya adalah jika Nana mempertahankan anak yang dikandungnya akan sangat beresiko ketika melahirkan. Tapi Nana dan Leo sepakat untuk tetap mempertankannya dan berharap semua kan baik- baik saja.

Bulan berganti bulan. Usia kandungan Nana sudah memasuki Sembilan bulan. Waktu yang ideal untuk melahirkan. Pagi itu Leo berangkat ke kantor seperti biasanya. Semua berjalan seperti biasanya. Hingga memasuki siang hari Nana mengeluhkan perutnya yang sakit kepada Sari, Sari pun membawa Nana Kerumah sakit. Hal yang ditakutkan terjadi. Nana melahirkan bayi perempuan yang cantik. Tetapi ibu dari bayi itu harus mempertaruhkan nyawanya. Leo sangat terpukul dan merasa bersalah atas meninggalnya Nana. Penyesalan sudah tidak berarti.

17 tahun kemudian. Secarik sayair kertas yang berjudul “Kidung Cinta” mengingatkan Leo pada masa- masa yang tidak pernah ia bayangkan hanya akan menjadi kenangannya bersama Nana. Saat putri mereka mempertanyakan. Maka Leo berkata itu adalah syair 17 tahun lagu cinta.

0 comments:

Post a Comment